Unknown On July 27, 2016

BAGIAN 1


Nama ku neysa anak tunggal dari keluarga sederhana, hari ini umurku resmi 10 tahun, perayaan yang sangat ramai buat ku, aku sangat terharu dengan ini. Hari ini sangat special karena jockey, rhino, snap, lyla dan layli, dan gwen datang kerumah. Kue yang besar mungkin cukup untuk kami semua, lagu yang di nyanyikan dengan meriah membuat ku semakin bahagia. Ibu dan ayah pun bahagia melihat aku bahagia. Aku pun meniup lilin setelah berdoa dengan diiringi lagu “selamat ulang tahun” oleh orang tua dan sahabat – sahabat ku. Aku memotong kue dan membagikan kue – kue yang terlihat sangat banyak ini, anak yang berumur 10 tahun pasti tidak dapat menghabiskan kue itu sendirian. Pertama aku membaginya ke ibu, ibu terharu dan memeluku. Kedua aku berikan kue dengan strawberry diatasnya pada ayah ku, karena aku tahu ayah sangat menyukai strawberry. Mereka pun duduk, lalu aku memotong perlahan kue kue itu dan membagikan kue kue itu kepadan sahabat – sahabat baik ku yang selalu bermain bersama ku saat aku kecil. Potongan ketiga aku berikan pada snap karena dia adalah yang paling manis dan yang paling gemuk, ia sangat menyukai krim kocok diantara kue ulang tahun ku, ia bahkan suka mencolek krimnya. Lalu potongan selanjutna kuberikan pada lyla dan layli, mereka juga manis, mereka kembar lucu yang selalu membuat ku tertawa. Potongan lainnya kuberikan bebarengan ke rhino dan jockey karena mereka itu selalu bersaing dalam Berbagai hal, dan itu sangat lucu. Terakhir potongan kue yang kukasih ku berikan pada gwen sahabat ku yang paling mengerti aku, sahabat yang selalu mendengar kan curhatan ku, ia sahabat ku yang selalu tersenyum. Perayaan pun berakhir bahagia sekali lagi sahabat – sahabat ku selalu menginap dengan ku, tiap malam kita selalu bercanda ria sebelum akhirnya orang tua ku meyuruh ku tidur.

bagian 2

kejadian – kejadian bahagia selalu saja datang padaku bersama sahabat – sahabat ku, tetapi aku selalu terheran ketika aku bermain bersama, ibu selalu menangis melihatku, dan ayah selalu menenangkan ibu. Aku tidak tau apa yang terjadi, mungkin karena ibu ku seorang pekerja kantoran yang di kejar waktu dalam tugasnya sehingga membebani pikirannya sehingga menangis, atau karena aku?.


Tahun tahun berlalu dan besok aku sudah mulai smp, entah kenapa aku tidak melihat sahabat – sahabat ku lagi, aku sangat sedih dengan menghilangnya mereka. Aku kira ini semua salah ku karena menyakiti hati mereka. Pernah suatu hari ketika aku dang gwen sedang bersenda gurau ibu mengajak ku ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi ku, aku yang sedang berbicara tidak mungkin meninggal kan gwen, aku pun mengajaknya mengikuti aku ke rumah sakit. Gwen menolak dan dia mau aku untuk tetap berbicara dengannya, aku tidak enak pada gwen, tetapi aku harus mematuhi ibu ku, namun tiba tiba sahabat – sahabatku yang lain muncul dan menahan ku pergi, mereka malah mengajak ku bermain petak umpet. Ibu memaksa ku untuk ikut namun sahabat – sahabat ku tetap menahan ku. Ku pun menolak ajakan ibu dan berlari kehalaman untuk bermain. Tiba tiba ibu berteriak, “sadarlah neysa, sahabat mu itu tidak nyata!!!” aku pun tidak tau mengapa aku menangis, dan dengan tampang marah, snap, lyla dan lyli, jockey, rhino, dan gwen menatap ku, mata mereka memerah dan tiba – tiba pudar menghilang di terpaan angina sore. Setelah itu ibu mengajak ku menaiki mobilnya dan ayah yang sudah menunggu ku dari tadi disana. sejak kejadian itu aku tidak pernah melihat mereka lagi.

Bagian 3

Oh iya, sebenarnya sahabat – sahabat ku itu memang tidak nyata, aku masih ingat kata dokter waktu ibuku mengajak ke kedokter dulu, dokter bilang aku terkena penyakit yang dinamakan Calaliny, terdengar aneh dan asing di telinga memang, karena hanya sedikit orang didunia yang mengidapnya.
Keseharian ku di smp sangat normal, aku menemukan teman – teman baru yang sangat seru, kami selalu bercanda ria saat istirahat, saat pelajaran kosong, atau saat menunggu jemputan pulang masing – masing. Tetapi aku tidak bisa melupakan sahabat – sahabat ku dulu yang sering menemani masa kecilku, aku pernah menyimpulkan bahwa mereka ada karena rasa kesepian ku, karena sebelum masuk smp aku hamper tidak punya teman karena pernah sekali berkelahi dengan salah satu anak perempuan sebaya ku yang selalu mengatakan bahwa aku gila, aku akhirnya dijauhi. Tetapi sejak kejadian waktu itu aku tidak dikatai gila lagi aku cukup bahagia.

Suatu hari ayah tidak bisa menjemput ku dengan motornya, dan teman sebangku ku Nina mengajak ku pulang bareng karena jarak rumah kami tidak terlalu jauh dan searah. Aku pun menyetujuinya dan memutuskan untuk jalan kaki sembari mengobrol. Saat itu sore hari dan suasananya seperti mengingatkan aku pada kejadian 4 tahun lalu saat sahabat – sahabat ku menghilang. Ditengah asiknya obrolan kami, aku melihat tatapan mata tajam dari balik kegelapan sebuah gang, terlihat mata merah menyala, telinga kucingnya yang melambai, ekornya, dan postur tubuhnya yang tidak asing dimataku. Itu Gwen!. Oh iya, sebenarnya gwen dan sahabat – sahabat ku yang lain itu menyerupai hewan peliharaan, iya jadi jockey dan rhino adalah tikus, lyla dan lyli juga snap adalah anjing, dan gwen adalah kucing yang cantik. Mungkin itu penyebab aku di bully dan dikatai gila oleh teman – teman disekolah ku dulu.

Aku pun memanggil gwen, “Gwen!” “apa benar itu kau?!”. Tapi tiba – tiba sosok itu berlari dan menghilang, nina keheranan dan menanyaiku, “neysa? Siapa itu gwen?”, aku pun diam dan menjawab “ah bukan, salah lihat”.

Nina sampai di rumah duluan, dan hanya tinggal beberapa langkah sampai di rumah, aku melambaikan tangan kearah nina sembari tersenyum manis, nina juga membalas lambaian tangan ku dan masuk kedalam rumahnya. Aku terdiam memandangi rumahnya dan melihat sesuatu yang aneh diatapnya, aku bermaksud mengatakannya pada Nina, tapi sebelum masuk mata ku berkunang kunang, semua menjadi hitam dan aku kehilangan kesadaran. Saat terbangun aku sudah ada di depan rumah.

Hari itu aku menceritakan semua yang terjadi padaku kepada ibuku, ibu ku kaget dan tidak percaya, dia selalu bergumam tentang “apa penyakit calaliny neysa kembali?” aku pun merasa agak ketakutan, mungkin itu karena aku kelelahan, aku pun berfikir positif bersegera mandi, kulihat seperti ada noda merah di balik lengan baju ku, aku tidak menghiraukannya dan tidur untuk begadang karena akan ada tugas yang mau aku kerjakan nanti malam.

Kira – kira jam 10 malam aku masih belum tidur, karena aku mengingat akan tugas bahasa Indonesia yang di berikan guru ku, dia menyuruh kami untuk mencari berita di TV, tiba – tiba aku merasa ada yang berrteriak sangat kencang, aku pun tidak yakin dengan suara itu dan melihat keluar jendela kamar ku dilantai dua rumah ku. Dari kejauhan tampak mobil ambulan dan kerumunan orang, aku heran, mungkin ada yang kecelakaan disana, aku tidak menghiraukannya dan fokus mencari berita di TV.

Kaget! Itu yang kurasakan bahwa berita yang aku temui di TV sedang menceritakan kasus bunuh diri yang berlokasi di rumah Nina!. Rasa tidak percaya ku muncul, aku hampir menangis dan bergegas keluar rumah. Ibu bertanya “ada apa ney?” aku pun menjawab “akan kerumah nina bu”.

Dari kejauhan aku melihat kerumunan itu semakin ramai dan cahaya dari mobil ambulan yang terus menusuk mataku, sebuah kantung mayat di angkat dari sana, Nina! Itu nina, aku tidak percaya akan hal ini aku menangis melihat nina yang sudah tak bernyawa di atas kantung mayat dan akan ditutup dan diangkut ke ambulan, aku melihat ibu dan ayah nya menangis histeris dan tidak percaya akan hal ini.


Rasa penasaran ku muncul apa yang menyebabkan nina begitu, aku kepikiran oleh pingsan ku sore itu, mungkin ada hubungannya akan kejadian ini. Aku penasaran dan minta izin untuk melihat lokasi terjadinya pembunuhan itu, banyak sekali polisi didalam, dan aku masih melihat tali yang masih digantung di atap dan kursi yang tergeletak, aku mencoba masuk tapi dilarang para polisi bertubuh besar itu. Aku akan melakukan penyelidikan ini setelah melayat nina. Dengan berat tangis aku pulang kerumah dan menceritakan kejadian ini pada ibu.

Bagian 4

Esok harinya aku kesekolaah dengan membawa kesan sedih yang sangat dalam karena kehilangan teman sebangku ku, aku masih bertanya – Tanya “Mengapa nina??” kata itu yang selalu terucap dan ku gumamkan.
Hari ini ada yang aneh disekolah, entah hanya perasaan ku atau seluruh teman – teman sekelas ku, apa yang membuat mereka melakukan hal itu? Aku mencoba bertanya kepada teman yang duduk di depan ku, Annie “eh, mereka sepertinya menjauhi ku, apa kau tau sesuatu?”, membalikan badannya dan menatapku dengan tatapan sinis Annie mengatakan, “kau tidak sadar apa yang telah kau lakukan kemarin hah?!” “dasar pembunuh!” lanjutnya. Aku syok dengan perkataannya, mana mungkin aku setega itu aku melakukan pembunuhan pada teman sebangku ku sendiri?. Dengan reflek aku berteriak sambil menangis “itu tidak benar!” lalu semua mata tertuju pada ku dan menyalahkan ku atas kejadian nina. Aku mengeluarkan tangisan ku dan akhirnya keseharian ku kembali menjadi penyendiri dan di ejek oleh teman – teman ku.

Sudah 2 minggu sejak kejadian nina “bunuh diri” aku lalui hari – hari ku dengan memikirkannya dan mencari jawaban sebenarnya akan kejadian ini, aku jadi sering pergi ke gudang olahraga karena tempat itu selalu sepi dan aku tidak harus mendengar perkataan teman – teman ku yang mengejek ku, dan aku tidak mau mengatakan hal ini kepada orang tua ku.

Bagian 5

Muncul! Mereka muncul lagi, iya sahabat – sahabat ku, mereka muncul. Aku ketakutan akan hal ini, Calaliny ku muncul karena perasaan kesepian ku, aku sangat takut sampai aku tidak tau harus berbuat apa. Gwen dan yang lainnya menatap ku dengan mata jahatnya, mereka melakukan bisikan – bisikan aneh yan gmembuat ku tidak tahan, mereka berkata bahwa pembunuh nina adalah aku. Aku bingung, sangat bingung bagaimana bisa aku yang membunuhnya?. Snap mendekat dan berkata kau pembunuhnya, “kau melihatku, dan kau masuk kerumah nina, tidak kah kau ingat ingin bermain dengannya? Apa kau tidak ingat akan hal itu?” dengan nada agak mengejek dia berbisik di telinga ku. Aku membalas, “Tidak mungkin! Aku tidak mengingat apa – apa.” Kemudian Lyla dan Lyli dengan tawa kecilnya mereka meyakinkan bahwa aku yang melakukannya. “kamu menghapus memori mu tentang itu, kau melakukannya pada nina” kata Lyli, “memukulnya ke tembok dan menggantung nina, dan kabur lewat jendela”.

Aku syok! Aku tidak percaya akan semua ini, mereka terus berteriak menyalahkan ku dan tertawa jahat. Aku berteriak, keluar kamar menuju dapur. Mereka semua mendekat, aku memanggil orang tua ku, tetapi mereka tidak datang. Mereka mendekat, aku mengambil pisau dapur yang tajam dan lumayan besar. Aku melihat mereka semakin dekat seperti berusaha membunuhku, mata merah menyala membuat ku berfikir, apa aku bisa membunuh mereka? Lyli dan Lyla mendekat dan aku menusukan pisau ini pada mereka.

Mati, Lyli dan Lyla mati, mereka mengeluarkan darah, lalu dengan tersenyum gwen dan yang lainnya menghilang dan memudar dari pandangan ku, begitu juga dengan Lyli dan Lyla yang wajah nya berubah menjadi ayah dan ibu. Ya benar, aku telah membunuh orang tua ku sendiri, mereka membuat visual ku rusak dan orang tua ku tiba – tiba sudah mati dihadapan ku. Tangis, hidup ku sudah hancur, ditambah tanpa orang tua, aku tidak tau apa yang aku lakukan, yang ku tau aku mengubur mereka berdua di halaman belakang.

Sampai akhirnya saudara ibuku datang kerumah, dan mengetahui bahwa kedua orang tua ku terbunuh dan aku sendirian, tante Mira, dia memanggil polisi untuk menyelidikinya, dan untung aku tidak dicurigai. Tante Mira mengajak ku kerumahnya yang jauh dari tempat tinggal yang dulu, sampai akhirnya disana ku melihat gwen...

BERSAMBUNG.... (request kalau mau dibuat lanjutannya :))

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments